bantenraya.co | TANGERANG
Peristiwa ledakan Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Kamis (21/9), kemarin, diwarnai intimidasi oleh petugas sekuriti RS Eka Hospital terhadap dua orang jurnalis. Kedua handphone jurnalis sempat diambil paksa oleh petugas keamanan yang hendak meliput peristiwa ledakan di rumah sakit tersebut.
Intimidasi oleh petugas keamanan ini terjadi saat dua jurnalis online yakni Yudi Wibowo dan Wivy Hikmatullah merekam tim Gegana Polda Metro Jaya melakukan sterilisasi gedung rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yudi mengatakan, saat itu dirinya dihalangi dua orang sekuriti dan dilarang mengambil gambar. Padahal, mereka berada di ruang publik.
“Saya ini ada di ruang publik, engga mengganggu proses olah TKP. Mau ambil gambar tapi hape direbut petugas,” kata Yudi.
Menurutnya, petugas itu mengambil handphone milik dirinya dan temannya. Namun setelah berdebat, petugas itu mengembalikan kedua telepon genggam milik wartawan.
“Ada satu petugas, dua orang HP wartawan yang diambil. Dibalikin pas ngedebat, saya bilang tugas, dia bilang perintah dari pimpinan,” ujar Yudi.
Sementara Wivy menambahkan, peristiwa intimidasi itu juga menimpanya ketika dia sedang merekam kegiatan tim gegana. “Iya saya juga lagi mengambil video untuk kepentingan liputan. Tapi seketika dialangi dan diambil juga handphone saya,” ujarnya.
Kata Wivy, tidak ada pihak manajeme yang memberikan pernyataan resmi atas insiden perampasan ponsel tersebut. “Engga ada, ga ada yang mau ngomong,” ujarnya.
Ketika wartawan hendak mengambil gambar alat yang meledak di halaman parkir, dua petugas sekuriti menghampiri. Satu petugas mengenakan pakaian safari dan satu lainnya mengenakan seragam.
Petugas menanyakan izin untuk mengambil gambar. Dia berdalih alat yang rusak dengan dilingkari garis polisi itu tidak boleh diambil fotonya. Sementara petugas lain minta gambar tersebut dihapus jika tidak memiliki izin. Padahal alat tersebut berada di ruang terbuka publik.
Di tempat terpisah Kanit Reskrim Polsek Serpong, Iptu Dovie Eudy, kepada wartawan memastikan tak ada korban jiwa atas ledakan di Rumah Sakit Eka atau Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan. Menurut dia, manajemen RS langsung memindahkan para pasien setelah muncul percikan api.
“Jadi aman, tidak ada korban jiwa,” katanya.
Ledakan terjadi di ruang radiologi Eka Hospital, Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Dovie menyebut ledakan diduga berasal dari alat penyuplai listrik ke magnetic resonance imaging (MRI). “Itu overheat kemudian timbul percikan api dan meledak,” ucapnya.
Kebakaran kecil itu, lanjut Dovie, berhasil dipadamkan petugas keamanan rumah sakit. Saat ini, polisi masih menyelidiki insiden tersebut, termasuk apakah ada upaya sabotase atau bahan kimia berbahaya di tempat kejadian perkara (TKP).
“Sekarang masih olah TKP memastikan bahan kimianya aman atau tidak,” ujarnya.
Akibat ledakan tersebut, tim Gegana Polri bahkan diterjunkan untuk melakukan penyisiran di Eka Hospital. Dari pantauan wartawan, tim Gegana telah tiba. Garis kuning polisi juga sudah terpasang di rumah sakit kawasan Tangsel itu. (*)
Penulis : ard
Editor : dwi teguh