bantenraya.co | TANGERANG
Menjadi orang nomor satu di Provinsi Banten tak membuat Al Muktabar selalu dijaga oleh pengawal dan diatur oleh protokoler. Bahkan, dirinya acap kali menemui warga dan bawahan, tanpa ada batasan bak layaknya seorang pejabat dengan bawahan.
Pola kepemimpinan Sekda defintif Banten yang sudah 15 bulan menjabat sebagai Penjabat (Pj ) Gubernur Banten ini, kerap membuat kaget anak buah dan masyarakat yang tiba tiba didatangi oleh seorang kepala daerah, hanya untuk sekadar menanyakan kabar dan memberikan semangat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudah menjadi hal biasa bagi seorang Al Muktabar masuk ke pasar, hingga membaur dengan para pedagang kaki lima untuk memantau harga hingga masyarakat biasa kerap dilakukannya.
“Bahkan saat kunjungan kerja ke Kabupaten Tangerang, bapak (Pj Gubernur) makan bakso di pinggir jalan, dan langsung beliau menjadi ‘tukang bakso’ dadakan,” ujar seorang PNS di lingkungan Pemprov Banten yang eggan dituis namanya kepada bantenraya.co, Rabu (13/9/2023).
Menurutnya, pola kepemimpinan Al Muktabar yang cepat dan tak suka protokoler ini, berbeda jika dibandingkan dengan gubernur sebelum-sebelumnya. “Kecekatan dan kecepatan beliau jauh berbeda dengan pemimpin sebelumnya,” cetus pegawai eselon 3 paruh baya yang mengaku sudah 3 kali mendampingi Gubernur dan Pj Gubernur di Banten ini. ” Beliau itu seorang pemimpin yang berpikiran of the box,” sambungnya.
Lain lagi cerita Anjas, seorang anggota Satpol-PP yang bertugas sebagai Pamdal (Pengamanan Dalam) rumah dinas Gubernur Pendopo Lama yang mengaku kaget saat dirinya dan teman teman tengah bancakan (makan bersama) di tengah jalan pendopo tiba tiba datang Pj Gubernur dengan mobil dinasnya memasuki pekarangan rumah dinas.
Karuan saja, para Pamdal yang tengah asyik makan lesehan beralaskan daun pisang dengan menu jengkol dan ikan asin itu, buru buru berdiri menyambut kedatangan orang nomor satu di Tanah Jawara tersebut.
Namun bukannya marah melihat anak buahnya makan beralaskan daun pisang di tengah jalan pendopo, pria dengan ciri khas rambut gondrong itu malah turun dari mobil dinas dan ikut membaur makan bersama para Pamdal beralaskan daun pisang dengan menu seadanya.
“Dikira kami mau dimarahin, karena makan dengan cara ngampar daun pisang di tengah jalan pendopo.Nggak tahunya bapak juga ikut bersila makan bersama kami,” kata Anjas.
Anjas mengatakan, saat itu Pj Gubernur makan dengan lahap dan berkeringat meski menu yang tersaji sangat sederhana yaitu, nasi, lalapan jengkol,sambal dan sayur asem.
Sementara Al Muktabar kepada bantenraya.co mengaatakan, kebiasaan makan di jajanan kaki lima buka hanya dilakukan saat dirinya menjadi pejabat di Banten, namun juga kerap dilakukan saat dirinya menjadi staf biasa sebagai seorang PNS .
“Jabatan itu buat saya adalah amanah, jadi tidak perlu ada batasan batasan antara saya dan staf,” ujarnya. Ketika ditanya kebiasaan dirinya yang kerap nyetir sendiri dan pergi kemana mana tanpa adanya pengawalan,
Mantan pejabat Widyaiswara Kementerian Dalam Negeri ini mengatakan, tidak perlu ada yang dikuatirkan dengan berjalan dan nyetir sendiri untuk menerima dan menyerap aspirasi warga.
” Justru kalau ada pengawalan, masyarakat terkadang kurang nyaman mengadu kepada kepala daerah, apa yang mereka alami dan harapan kepada pemerintah ,” tandasnya.
Editor : chn