Politik Muka Dua Jokowi Terhadap Prabowo dan Ganjar

Sabtu, 30 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Joko Widodo bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. (Foto: Net)

Joko Widodo bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. (Foto: Net)

Oleh : Selamat Ginting
Analis Politik Unas

Analis politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menilai Jokowi merupakan aktor politik dengan fenomena politik bermuka dua. Menampilkan standar ganda dalam panggung politik yang penuh drama, terutama jelang pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) 2024.

“Tidak usah heran jika bertemu Prabowo Subianto, Jokowi seolah mendukung Prabowo. Begitu juga jika bertemu Ganjar Pranowo, seolah mendukung Ganjar. Itulah yang dinamakan politik bermuka dua,” kata Selamat Ginting di Kampus Unas, Jakarta, Sabtu (30/9).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selamat Ginting menjawab pertanyaan wartawan mengenai kedekatan Jokowi dengan bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Jakarta, Jumat (29/9)

Menurutnya, melihat fenomena politik Jokowi yang kadang sangat mesra secara politik dengan bakal capres dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, namun bukan tidak mungkin justru mendukung Ganjar. Sebaliknya, sangat mesra dengan Ganjar, namun bisa jadi justru mendukung Prabowo.

“Itulah realitas politk yang senantiasa ditampilkan Jokowi terhadap dua bakal capres tersebut. Fenomena itu menggambarkan politik muka dua Jokowi itu memang penuh standar ganda atau kemunafikan,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu.

Baca Juga :  Semangat Para Pahlawan Jadi Contoh Bagi Milenial

Hal itu, kata dia, selaras dengan pandangan profesor ilmu politik dari Inggris David Runciman, dalam bukunya ‘Political Hypoccrisy: The Mask of Power, from Hobbes to Orwell and Beyond’. Perilaku Jokowi sebagai actor politik merupakan bagian dari fenomena politik muka dua. Artinya, dunia politik yang penuh dengan wajah kemunafikan dan sikap standar ganda.

Jika dikupas dengan teori politik muka dua dari David Runciman, lanjut Ginting, maka politik muka dua itu penuh dengan seolah-olah (mendukung), padahal palsu, dan menipu. Kemudian pada gilirannya hanya dijadikan topeng kekuasaan.

Dikemukakan, pencitraan adalah salah satu kelebihan Jokwo dalam berpolitik. Kontestasi pilres 2024 juga akan dijadikan arena arena pencitraam yang sangat jauh dari makna dan realita yang sebenarnya.

“Pencitraan politik memang seperti teater atau panggung sandiwara. Inilah praktik kemunafikan para aktor panggung klasik yang disebut juga hypokrisis. Sikap berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya,” ujar Ginting yang lama menjadi wartawan bidang politik dan militer.

Baca Juga :  Prabowo Serukan Pilpres Damai, JSI Ajak Masyarakat Abaikan Informasi Hoax

Publik, kata Ginting, mudah terhibur dengan aksi panggung politik akibat perbuatan kepura-puraan dan kebohongan. Para pendukung bakal capres Prabowo akan merasa senang saat Jokowi bersama Prabowo. Begitu pula para pendukung Ganjar akan merasa bahagia jika Jokowi bersama Ganjar.

“Padahal itu semua hanya kepura-puraan, karena yang terpenting adalah mendapatkan syahwat kekuasaan setelah tidak lagi menduduki posisi presiden,” ujar Ginting.

Berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad, SAW, Ginting mengingatkan tentang hadis tentang tiga tanda-tanda orang munafik. “Apabila berkata, ia berbohong; apabila berjanji, ia meningkari; dan apabila diberi amanat, ia khianati”.
Sebaiknya, kata Ginting, Jokowi menghindari berkata bohong, soal dukungan terhadap bakal capres/cawapres. Caranya tidak ikut cawe-cawe atau ikut menentukan capres/cawapes dalam pemilu 2024 mendatang. Sebagai kepala negara, mestinya Jokowi mengambil posisi sentral dan tidak menghianati sumpah jabatannya sebagai kepala negara yang mesti mengayomi semua pihak.(*)

Editor : hmi/guh

Berita Terkait

Inkonsistensi Kebijakan Menggerus Kepercayaan, LPJK Harus Bertransformasi
Gangguan Jaringan Internet dan Aplikasi ASN-G Kabupaten Tangerang, Bukti Dugaan Penyimpangan Proyek Internet Rp105 Miliar
Peran Bawaslu Dalam Penegakan Hukum Pilkada Serentak 2024
Harapan Besar Kepada Bapak Demokrasi Indonesia Prabowo Subianto
Kabinet Zaken dan Mewujudkan Mimpi Indonesia Macan Asia
Memahami Muhammadiyah, Memahami PAN
Hari Juang Polri: Refleksi Sejarah dalam Menguatkan Pengabdian Bagi Negeri
Reposisi Polri di Bawah Kemendagri: Upaya Meningkatkan Keamanan dan Efektivitas Otonom Daerah
Berita ini 28 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 11:45 WIB

Inkonsistensi Kebijakan Menggerus Kepercayaan, LPJK Harus Bertransformasi

Rabu, 15 Januari 2025 - 18:20 WIB

Gangguan Jaringan Internet dan Aplikasi ASN-G Kabupaten Tangerang, Bukti Dugaan Penyimpangan Proyek Internet Rp105 Miliar

Kamis, 24 Oktober 2024 - 14:03 WIB

Peran Bawaslu Dalam Penegakan Hukum Pilkada Serentak 2024

Jumat, 18 Oktober 2024 - 13:07 WIB

Harapan Besar Kepada Bapak Demokrasi Indonesia Prabowo Subianto

Kamis, 17 Oktober 2024 - 22:28 WIB

Kabinet Zaken dan Mewujudkan Mimpi Indonesia Macan Asia

Berita Terbaru

Kabupaten Tangerang

Lurah Salembaran Jaya Imbau Warga Bijak Buang Sampah

Sabtu, 19 Apr 2025 - 21:49 WIB

Lebak

Wagub Buka Ruang Pengaduan Lewat Medsos Pribadinya

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:29 WIB

Ekbis & Wisata

Wabup Dorong Pengembangan Wisata Unggulan

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:24 WIB

Trend Seleb

Dj Una Belum Mikirin Pasangan

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:21 WIB