Tiga Faktor Ini Buat Prabowo-Gibran Berpotensi Menang Satu Putaran

Minggu, 12 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

POTENSI MENANG SATU PUTARAN: Pasangan Prabowo Gibran saat pendaftaran ke KPU. Pasangan ini disebut berpotensi menang satu putaran.

POTENSI MENANG SATU PUTARAN: Pasangan Prabowo Gibran saat pendaftaran ke KPU. Pasangan ini disebut berpotensi menang satu putaran.

bantenraya.co | JAKARTA

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebut, berdasarkan data survei terakhir pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berpotensi menang satu putaran dalam Pilpres 2024 mendatang.

Meskipun masa kampanye belum dimulai, Qodari mengatakan ada tiga faktor kuat Prabowo-Gibran dapat mengalahkan para kompetitornya dengan sekali gebrakan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Faktor pertama, Qodari menyebut secara individu Prabowo memiliki tiga keunggulan dibanding capres lain, yakni dari sisi pengenalan, tingkat kesukaan serta alasan yang kuat masyarakat memilih Prabowo.

Tercatat, Prabowo memiliki tingkat pengenalan tertinggi sebesar 98,4 persen, Ganjar Pranowo 94 persen, Anies Baswedan 92,6 persen. Sementara tingkat kesukaan Prabowo juga masih yang teratas dengan angka 75,7 persen, Ganjar Pranowo 69,4 persen dan Anies Baswedan 65,1 persen.

“Walaupun kampanye belum mulai kan sebetulnya kita sudah punya data-data yang bisa dipakai buat memproyeksikan arah suara ke depan. Data yang pertama tentu saja keunggulan dari Pak Prabowo Subianto dilihat dari faktor tingkat pengenalan dari tingkat kesukaan itu beliau yang paling tinggi dibandingkan dengan calon presiden yang lain,” ujar Qodari, Minggu (12/11/2023).

“Urutan tingkat kesukaan pada hari ini kalau di data Indo barometer itu kan Prabowo, Ganjar lalu kemudian Anies,” sambungnya.

Kedua, lanjut Qodari, dalam evaluasi beberapa aspek kepribadian dan aspek kemampuan, Prabowo lebih dominan unggul dibandingkan Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.

“Nah evaluasi terhadap faktor kepribadian dan kemampuan ini salah satu variabel yang menentukan pilihan orang, kami pakai variabel ini bukan hanya di pilpres tetapi juga dalam survei-survei pilkada dan bisa menjadi faktor prediktor atau faktor penjelas yang kuat, yang baik,” papar Qodari.

Baca Juga :  Pemprov DKI Diminta Pantau Data Kependudukan Jelang Pemilu

Keunggulan tiga, Qodari menyebut Prabowo secara individu dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani, hal itu sesuai dengan alasan masyarakat menginginkan presiden tegas dan berani dengan skor tertinggi sebesar 25 persen.

“Kita lihat bahwa pada tahun 2024 ini alasan yang paling banyak untuk masyarakat Indonesia memilih itu adalah tegas dan berani, 25 persen. Begitu di-breakdown itu kan dominan atau identik Pak Prabowo, baru kemudian merakyat angkanya 16 persen yang asosiasinya ke Ganjar,” ungkapnya.

Lanjut Qodari, pada Pilpres 2024 terdapat tren baru soal preferensi pemilih yang berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019 di mana saat itu masyarakat lebih dominan mendukung capres yang merakyat. Saat ini, di Pilpres 2024 masyarakat lebih menyukai capres yang tegas dan berani.

“Saya belajar dari Pilpres 2014-2019, waktu itu yang paling dominan aspek atau alasan orang memilih adalah merakyat dan tegas. Merakyat itu identiknya dengan Pak Jokowi dan tegas itu identik dengan Pak Prabowo. Jadi memang tegas itu dari dulu tidak geser tuh dari Pak Prabowo,” urai Qodari.

“Nah kenapa Pak Jokowi menang 2014-2019 karena yang menghendaki presiden merakyat itu lebih banyak daripada yang menghendaki presiden tegas. Sekarang ini kan ada tren baru pembalikan di mana justru mayoritas ingin pemimpin yang tegas,” jelas Qodari

“Jadi tiga variabel itu membuat Pak Prabowo ini menjadi unggul,” tambahnya.

Faktor kedua, beber Qodari, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran dari berbagai survei mengalami tren yang terus meroket meninggalkan dua kandidat pesaingnya.

“Kenapa berpotensi jadi satu putaran walaupun belum kampanye karena ternyata dengan cepat pasangan Prabowo Gibran ini jaraknya menjauh daripada Ganjar Mahfud dan Anies Muhaimin,” katanya.

Baca Juga :  Jokowi Masuk Pemerintahan Prabowo - Gibran

“Kita lihat tren suara survei-survei bulan Oktober lalu kemudian survei-survei bulan November. Selisih di survei Indo Barometer akhir Oktober sekitar 8 persen, sementara survei yang lebih belakangan bulan November seperti misalnya Populi itu kan selisihnya sudah 20 persen. Jadi ada tren melebar,” ucap Qodari.

Sementara faktor ketiga, Qodari menyebut potensi Pilpres 2024 satu putaran sangat terbuka dengan proyeksi distribusi normal, yakni jumlah responden yang belum memilih, bisa didistribusikan kepada masing-masing capres cawapres dengan nilai distribusi tertinggi untuk paslon yang elektabilitasnya tertinggi dan distribusi terendah untuk bakal paslon dengan elektabilitas rendah.

“Dalam ilmu statistik itu ada yang namanya distribusi normal untuk bisa membuat proyeksi, kalau misalnya yang rahasia belum memutuskan dan seterusnya ini maka posisinya pada hari ini sebetulnya sudah 43,5 persen untuk Prabowo Gibran, 33,3 persen untuk Ganjar Mahfud dan 23,2 persen untuk Anies Muhaimin begitu,” ungkap Qodari

“Itu kan artinya tinggal 7 persen lebih 8 persen lah untuk mencapai di atas 50 perse atau 50 persen plus satu,” terangnya

Dikatakan Qodari, meskipun waktu menuju pemilu masih sekitar tiga bulan, tetapi dukungan terhadap Prabowo – Gibran sudah menyentuh angka 40 persen sebagaimana yang tercermin dari sejumlah lembaga survei kredibel lainnya.

“Nah kalau proyeksi ini terus berlanjut trennya ini terus berlanjut, maka potensi satu putaran itu bisa saja terjadi. Dan tiga paslon itu tidak harus dua pasang,” ujarnya

“Kita sudah pernah mengalami pada tahun 2009 itu Pak SBY melawan Ibu Mega dan Pak JK itu menang satu putaran dan waktu itu mendapatkan angka atau perolehan suara 60 persen,” tukas Qodari. (*)

Penulis : red

Editor : dwi teguh

Berita Terkait

Demokrat tetap Ngotot Usung Heru Budi Caption Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono
Tidak Ada Toleransi, DPR Harus Clear dan Clean dari Judi Online
Waketum PKB : Belum Ada Poros Koalisi Baru di Pilkada DKI Jakarta
Bawaslu “Garap” KPU Soal Seremonial Coklit
Golkar Usung Hasbi Jayabaya-Hari Setiono
PMGI Soroti Baliho Mad Romli Tak Pasang Foto Airlangga
DKPP Pecat Hasyim Asy’ari dari Ketua KPU , Kasus Asusila
KPU Verfak Data Dukungan Bapaslon Independen
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 11 Juli 2024 - 13:45 WIB

Demokrat tetap Ngotot Usung Heru Budi Caption Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono

Selasa, 9 Juli 2024 - 11:31 WIB

Tidak Ada Toleransi, DPR Harus Clear dan Clean dari Judi Online

Jumat, 5 Juli 2024 - 12:37 WIB

Waketum PKB : Belum Ada Poros Koalisi Baru di Pilkada DKI Jakarta

Jumat, 5 Juli 2024 - 12:29 WIB

Bawaslu “Garap” KPU Soal Seremonial Coklit

Jumat, 5 Juli 2024 - 11:29 WIB

Golkar Usung Hasbi Jayabaya-Hari Setiono

Berita Terbaru

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v80), default quality?

Opini

Memahami Muhammadiyah, Memahami PAN

Kamis, 12 Sep 2024 - 15:23 WIB

Kota Tangerang

Sambut Pilkada, Pemkot Tangerang Tingkatkan Pemahaman FKDM

Rabu, 11 Sep 2024 - 21:39 WIB

Kabupaten Tangerang

PPPK Diminta Tulus dan Ikhlas Melayani Masyarakat 

Rabu, 11 Sep 2024 - 21:27 WIB