bantenraya.co | TANGERANG
Dinas pertanian dan kehutanan pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang gelar rapat teknis penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan Kabupaten Tangerang tahun 2023, di Aula DPKP Kabupaten Tangerang, Kamis (19/10).
Sedikitnya enam dinas yang di ajak DPKP membahas ketahanan pangan, yakni, Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, Bappeda, DBMSDA, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika Sutrisno mengatakan penyusunan peta ketahanan dan kerawanan pangan atau Food Security and Vulnarability Atlas (FSVA) merupakan instrumen untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan terhadap terjadinya rawan pangan di wilayah secara komprehensif.
FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan dan disusun berdasarkan 3 aspek ketahanan pangan yakni, pertama aspek Ketersediaan, kedua aspek akses pangan dan ketiga aspek pemanfaatan pangan.
“Peta kerawanan pangan ini bisa di integrasikan dengan data dinas kesehatan terkait wilayah yang stunting dan juga perangkat daerah lain seperti kemiskinan ekstrem dan lainnya,” kata Asep Jatnika di sela rapat.
Sementara itu, Abdul Munir Kepala Bidang Ketahanan Oangan DPKP Kabupaten Tangerang menambahkan adapun penyusunan peta ketahanan dan kerawanan atau FSVA disusun menggunakan sembilan indikator yang mewakili tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.
“Tujuan pembuatan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) adalah menyoroti kondisi, mengidentifikasi penyebab ketahanan dan kerentanan pangan serta menyediakan petunjuk,” tambah Munir.
Data aspek akses pangan, sambungnya, yang bersumber dari persentase penduduk dibawah garis kemiskinan, Persentase desa yang tidak memiliki akses yang memadai dan persentase rumah tangga tanpa listrik.
“Dengan akses data ketahanan pangan, kita harapkan dapat mengetahui dan mengantisipasi masalah penduduk di bawah garis kemiskinan,” tandasnya. (*)
Penulis : ard
Editor : dwi teguh