bantenraya.co| TANGERANG
Siapa bilang dari balik tembok tahanan warga binaan pemasyarakatan tidak bisa berkarya.
Buktinya 5 warga binaan yang tergabung dalam Rutira Band mampu berkarya lewat musik dan lagu.
Grup band yang personilnya masih menjalani masa pidana ini berhome base di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Tangerang atau dikenal dengan sebutan Rutan Jambe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski debutnya tak merdeka seperti musisi pada umumnya, namun band slow rock yang digawangi para musisi warga binaan ini eksis dalam kancah musik di Indonesia dan memiliki penggemar fanatik.
Rutira Band pun segera merilis single terbarunya berjudul ‘Garis Waktu.’ Single ini menyusul lagu ‘Meraihnya Menjadi Kenyataan’ yang lebih dahulu dilempar ke penggemar musik tanah air.
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas I Tangerang Gilang Riflianto mengatakan kolaborasi dan sinergi menjadi kekuatan lagu Garis Waktu.
“Kami berupaya maksimal mewujudkan lagu ini sebagai karya musik. Menunjukan kepada masyarakat, dari balik tembok rumah tahanan pun warga binaan bisa berkarya sebagai bagian dari pembinaan,” kata Gilang.
Gilang tak sendirian, para petugas seperti Kepala Pengamanan Rutan Kelas I Tangerang Mizan Muhami, pembina band Santos Wibowo dan Humas Rutan Jambe Ahmad Baehaqi pun bahu membahu untuk melakukan pembinaan demi majunya Rutira Band. Tentu saja semua itu berkat sokongan dan bimbingan dan arahan Kepala Rutan Kelas I Tangerang Akhmad Zaenal Fikri.
Menurut Gilang, walaupun sedang menjalankan pembinaan, tapi mereka tetap bisa berkreasi salah satunya dengan mengekspresikan keterampilan di seni musik
“Dengan dirilisnya single lagu ke-2 ini harapan saya semoga Rutira Band dapat lebih dikenal masyarakat luas bahwasannya warga binaan juga produktif ketika menjalani masa pidananya,” ujarnya.
Rutira band, tambahnya, pernah juara di lomba band sebanten saat momen Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59 dan tampil di beberapa event-event kemenkumham banten.
Lirik lagu Garis Waktu diangkat dari puisi karya penyair sekaligus wartawan Tempo Ayu Cipta yang diarransemen oleh kawan-kawan Rutan Jambe dan digarap dengan apik oleh petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di sana.
Menurut Ayu Cipta sebagai pencipta lirik, lagu itu tentang kehidupan narapidana di dalam bui. “Mereka menjalankan pidana dengan pembinaan. Tapi menjadi related dengan kehidupan manusia bahwa dunia itu adalah penjara sesungguhnya,” tutur Ayu.
Beragam komentar dan penyemangat untuk Rutira band pun berdatangan, diantaranya dari Koordinator Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemenkumham Tubagus Erif Faturahman melalui akun @tubaguseriffaturahman. Dia menulis seniman itu harus berkarya. Komentar lain dari akun@ciptaadi yang menulis, potensial viral nih. (*)
Penulis : ard
Editor : chand