bantenraya.co | TANGERANG
Ada yang menarik saat ratusan siswa SMAN 19 Kabupaten Tangerang, berkumpul di halaman sekolah. Mereka berbaur bersama para guru mengikuti kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertajuk Kearifan Lokal, Pesona Sejarah dan Budaya Balaraja.
Sinar matahari yang mulai terik tak menyurutkan antusiasme mereka mengikuti kegiatan tersebut. Acara yang dikemas dengan santai tersebut menjadi ajang unjuk kreasi para siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program ini sekaligus berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga kepala sekolah. Sejak dimulainya acara, suasana berlangsung meriah.
Acara semakin berisi dengan penampilan kreasi tari siswa puisi, teater dan video profil Balaraja dan Kronjo . Ada pameran batik kontempoler Balaraja, kuliner khas Tangerang.
Kepala SMAN 19 Kabupaten Tangerang Ruri., M.Pd menjelaskan, pentas seni dan gelar karya P5 digelar untuk membangkitkan bakat terpendam dari para siswa, agar memiliki kemampuan kuat dalam mengembangkan bakatnya.
“Kegiatan ini bentuk apresiasi agar anak didik mampu mengembangkan bakatnya, sehingga terbentuk talenta-talenta yang luar biasa,” kata Ruri, seusai kegiatan berakhir, kemarin.
Ruri berharap, setelah lulus nanti, mereka memiliki karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila, dan memiliki kemampuan yang kuat sesuai bakatnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Kabupatem Tangerang Provinsi Banten, Wilayah Kabupaten Tangerang Ahmad Suhaeri., M.Pd menuturkan, anak-anak yang dididik dengan Kurikulum Merdeka Belajar harus memiliki karakter, khususnya Karakter Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah SMAN 19 Kabupaten Tangerang melaksanakan gelar karya, menerapkan kurikulum merdeka belajar, mencetak guru-guru penggerak, dan juga bisa mengembangkan berbagai karakter, khususnya Karakter Tangerang tetap dipertahankan,” katanya.
Ia menjelaskan karakter Tangerang merupakan karakter hidup positif, ingin maju, guyub, berprestasi, kerja keras, kuat pada pendirian, berperadaban maju, dan juga senantiasa memegang adat dan tradisi.
“Tampaknya lengkap yang diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar,” kata Suhaeri. (*)
Penulis : mas
Editor : dwi teguh