Survei Indikator: Efek Gibran Picu Migrasi Pemilih Jokowi ke Prabowo

Senin, 11 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DIDUKUNG ORMAS ISLAM BESAR: Elektabilitas pasangan Prabowo Gibran makin melejit. Kepopuleran pasangan ini bahkan mendominasi di NU dan Muhammadiyah.

DIDUKUNG ORMAS ISLAM BESAR: Elektabilitas pasangan Prabowo Gibran makin melejit. Kepopuleran pasangan ini bahkan mendominasi di NU dan Muhammadiyah.

bantenraya.co | JAKARTA

Elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin kokoh di puncak survei dengan angka persentase mencapai 45,8 Persen dan mengungguli 2 pasangan capres-cawapres lainnya. Pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan 22,8 persen serta Ganjar Pranowo – Mahfud MD yang memperoleh suara sebanyak 25,6 persen. Adapun responden yang belum memutuskan sebanyak 5,8 persen.

Hal itu terungkap dalam hasil survei teranyar yang dirilis oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia bertajuk “Dinamika Elektoral di Awal Masa Kampanye” untuk periode 23 November 2023 hingga 1 Desember 2023.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengatakan, temuan survei nasional Desember dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan kehadiran Walikota Solo, Gibran Rakabuming, sebagai cawapres dari Prabowo Subianto telah berdampak besar, terkhusus kepada pemilih Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Pilpres 2019 yang beralih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar Pranowo.

“Kehadiran Gibran ini semakin memperbesar jumlah pemilih Joko Widodo di pemilu tahun 2019 mengaku akan menjatuhkan pilihan kepada Prabowo Subianto di pemilu 2024 mendatang,” kata Bawono saat dihubungi, Senin (11/12).

Baca Juga :  M. Qodari: Relawan Jokowi Bergabung ke Prabowo Gibran, Pilpres Sekali Putaran Mudah Digapai

Dikatakan Bawono, berpindahnya pemilih Jokowi ke Prabowo ini terus terjadi sejak 28 Oktober hingga 1 November 2023. Menurut data survei Indikator, Bawono mencatat di awal bulan Oktober pemilih Jokowi yang berpindah ke Prabowo sebesar 39,5 persen, dan setelah gabungnya Gibran sebagai cawapres Prabowo terjadi migrasi besar-besaran pemilih Jokowi ke Prabowo-Gibran, yakni mencapai 53,6 persen di data survei terakhir ini.

“Ini menunjukkan memang Jokowi effect berkerja dalam pemilihan presiden kali ini melalui keberadaan Gibran sebagai running mate dari Prabowo Subianto,” ucapnya.

“Data tren survei ini menunjukkan pemilih Presiden Joko Widodo di Pemilu lalu sudah semakin beralih kepada Prabowo Subianto, tidak lagi Ganjar Pranowo,” tambahnya.

Dijelaskan Bawono, pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 lalu tidak hanya dari PDI Perjuangan yang menjadi partainya Presiden Jokowi, tetapi suara terbanyak datang dari luar PDI Perjuangan. Artinya, suara Jokowi lebih tinggi dari suara PDI Perjuangan di Pemilu 2019 kemarin.

“Jangan lupa juga pemilih Jokowi di Pemilu 2019 tidak cuma berasal dari pemilih PDI Perjuangan tapi juga berasal dari luar PDI Perjuangan. Raihan suara PDI Perjuangan di Pemilu 2019 sebesar 19.33 persen. Sedangkan raihan suara Joko Widodo di pemilu 2019 mencapai 55.50 persen atau dua kali lipat pemilih PDI Perjuangan,” jelasnya.

Baca Juga :  Hasil Real Count KPU 36,66%: Anies 24,47%, Prabowo 55,91%, Ganjar 19,62%

Dengan berpindahnya suara Jokowi ke Prabowo Subianto ini, Bawono menilai Ganjar Pranowo kebingungan dalam mengambil langkah politiknya, apakah harus tetap memuji kinerja Presiden Jokowi atau mengkritiknya.

Pasalnya, slogan keberlanjutan pembangunan lebih melekat kuat pada pasangan nomor urut 2.

“Ganjar Pranowo tengah dalam posisi kebingungan apakah harus memuji kepemimpinan Presiden Jokowi atau mengkritik kepemimpinan Presiden Jokowi,” ungkapnya.

“Bagi para pemilih memiliki sikap memuji atau mengapresiasi maka mereka lebih cenderung memiliki preferensi pilihan politik terhadap Prabowo – Gibran. Bagi para pemilih memiliki sikap mengkritik maka mereka lebih cenderung memiliki preferensi pilihan politik terhadap Anies – Muhaimin,” pungkasnya.

Diketahui, Survei dilakukan pada 23 November hingga 1 Desember 2023 terhadap 5.380 responden. Survei dilakukan melalui survei tatap muka.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode simple random sampling. Margin of error ±2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Penulis : red

Editor : dwi teguh budiana

Berita Terkait

Terkait Putusan Sengketa Pilpres 2024, Mahkamah Konstitusi Terjebak
Cak Imin Klaim Anies tak Maju di Pilkada DKI
Ucapan Selamat Pimpinan Negara Disebut Bentuk Pengakuan Dunia untuk Kemenangan Prabowo Gibran
Margarito Kamis: Anies-Ganjar Harus Legowo, Angket DPR Tidak Akan Mengubah Hasil Pilpres
Hak Angket Kecurangan Pemilu Dinilai Tak Tepat
Golkar Klaim Peningkatan Suara Dipengaruhi Capres Prabowo
KPU dan Bawaslu Didesak Awasi Data Sirekap
Kubu Paslon 02 dan 03 Siap Laporkan Kecurangan Pemilu
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 24 April 2024 - 10:30 WIB

Terkait Putusan Sengketa Pilpres 2024, Mahkamah Konstitusi Terjebak

Senin, 22 April 2024 - 10:08 WIB

Cak Imin Klaim Anies tak Maju di Pilkada DKI

Senin, 26 Februari 2024 - 20:08 WIB

Ucapan Selamat Pimpinan Negara Disebut Bentuk Pengakuan Dunia untuk Kemenangan Prabowo Gibran

Minggu, 25 Februari 2024 - 16:00 WIB

Margarito Kamis: Anies-Ganjar Harus Legowo, Angket DPR Tidak Akan Mengubah Hasil Pilpres

Jumat, 23 Februari 2024 - 09:41 WIB

Hak Angket Kecurangan Pemilu Dinilai Tak Tepat

Berita Terbaru

Pilkada 2024

Intan Apresiasi KM 17, Giliran Makam Keramat Solear di Bersihin

Sabtu, 5 Okt 2024 - 12:53 WIB

Banten Raya

October Escape: Staycation Nyaman dengan Beragam Keuntungan

Jumat, 4 Okt 2024 - 16:39 WIB

Kota Tangerang

Peringati Maulid Nabi, TangCity Mall Gelar Sholawat dan Santunan

Jumat, 4 Okt 2024 - 15:59 WIB