bantenraya.co | SERANG
Masuk musim kemarau, sebagian besar daerah lahan pertanian di Desa Renged, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang sudah mengering, tidak banyak aktivitas yang dilakukan oleh petani di sana.
Namun, pemandangan berbeda terlihat saat pada aktivitas Petani Muda Milenial. Ternyata, saat ini kemarau bukan lagi hambatan untuk menanam padi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Koordinator Petani Muda Milenial Safiq menuturkan, para petani dibawah naungan Petani Muda Milenial tampak sibuk mengolah lahan sawah yang kering. Berbekal mesin pompa dan selang, petani menyedot air yang bersumber dari aliran kali Cidurian.
Kata Safiq, petani melakukan penyiraman lahan agar mudah dibajak menggunakan traktor. Setelah melakukan penyiraman, dilakukan penanaman padi varietas hibrida untuk mendongkrak produksi pangan nasional.
Lebih lanjut Safiq memaparkan, biaya musim tanam pada kamarau seperti ini bisa membengkak. Mengingat persawahan di Desa Renged yang mengandalkan mesin pompa air untuk menanam padi.
Apalagi terkadang sumber air di Sungai Cidurian kadang menyusut. Belum lagi tingkat pencemaran dari limbah pabrik yang tergolong parah.
“Biasanya kami kalau musim kering gini nunggu hujan aja. Walaupun air mah ada, cuma kan pompa tidak ada dan tidak biasa juga karena nanemkan biasanya harus macak (becek-red), baru tau kalo nanem padi tidak harus nunggu airnya banyak,” ujar Safiq, Selasa (31/10/2023).
Menurut Safiq, varietas yang digunakan petani masih banyak yang lokal, tidak sebanyak menggunakan varietas hibrida. Petani Muda Milenial terus mendorong musim tanam berikutnya dengan varietas hibrida, karena untuk lahan satu hektar bisa lima sampai tujun ton padi yang dihasilkan saat panen. (*)
Penulis : mas
Editor : dwi teguh