bantenraya.co | TANGERANG
Aktifitas Rumah Yatim Duafa Al Ulum di Cipondoh tampak sepi, pasca rombongan santri nya mengalami kecelakaan maut di daerah Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (24/10) dini hari.
Pengasuh Rumah Yatim Dhuafa Al-Ulum, Andi Wijiono mengungkapkan sebelum kecelakaan terjadi, minibus elf sempat mengisi bahan bakar solar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita bertemu di rest area keluar tol Ciawi untuk menunggu elf dan mengisi solar. Saya kebetulan di depan sebagai penunjuk jalan dengan menggunakan google maps,” ungkap Andi kepada bantenraya.co. Rabu malam (25/10).
Andi menceritakan dalam perjalanannya menuju lokasi, dirinya dikabarkan jika kendaraan minibus elf yang ditumpangi santri mengalami kecelakaan.
“Saya menggunakan mobil avanza beserta rombongan, dari keluar tol Ciawi menuju vila sekitar 45 menit. Begitu sampai lokasi baru turun dari mobil pak Ustad bilang kok elf nya belum sampai padahal abis di isi solar. Tidak lama dikabarkan oleh pak ustad kalau saya disuruh bawa mobil untuk ke lokasi.
Kirain saya mah mobil elf nya mogok ternyata begitu sampai lokasi melihat kalau mayat-mayat pada bergelimpangan,” lirih andi dengan raut wajah sedih.
Andi menjelaskan saat kejadian kondisi jalan sedang sepi.
“Kejadian aslinya setengah 1, kondisi jalan sepi dan polisi baru hadir beberapa jam setelah kejadian tersebut,” ucapnya.
Ia menyampaikan dalam kejadian kecelakaan maut ini korbannya berjumlah 23 orang.
“Yang meninggal ditempat ada 4. Yang luka-luka 19, dari 19 ini yang masuk ruang ICU ada 3,” beber Andi.
Andi juga mengungkapkan jika korban kecelakaan ini telah dipindahkan ke RSUD Kota Tangerang.
“Untuk yang meninggal sudah kita makamkan, dan untuk yang luka-luka sudah kita bawa ke RSUD Kota Tangerang. Tapi ada yang dibawa juga oleh pihak keluarganya ke RS di daerah Tangsel,” katanya.
Sementara Humas RSUD Kota Tangerang, Fika S Khayan membenarkan jika telah menerima rujukan dari RSUD Cimacan.
“Kami menerima rujukan dari RSUD Cimacan sebanyak 14 orang pasien, dan untuk korban meninggal tidak ada di RSUD Kota Tangerang,” kata Fika.
Fika melanjutkan dari 14 orang pasien ada yang dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang.
“Dari pasien yang dirujuk ke RSUD Kota Tangerang, 1 dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang dan 2 boleh pulang untuk kontrol rawat jalan,” ucapnya.
Dia juga menyampaikan jika korban yang dirujuk ke RSUD Kota Tangerang merupakan korban dengan luka ringan.
“Mayoritas luka ringan. Tetapi tetap butuh observasi dan untuk kasus fraktur atau patah tulang akan dilakukan tindakan oleh dokter spesialis orthopedi,” tandasnya. (*)
Penulis : arw
Editor : dwi teguh