bantenraya.co | TANGERANG
Satu Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Mengenai makna dan esensi dari Hari Kesaktian Pancasila, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kecamatan Gunung Kaler (Guler), Kabupaten Tangerang, Fadeli, S.Pd, memiliki pandangan tersendiri.
Fadeli mengatakan, penyematan kata sakti pada Pancasila bermula saat peristiwa G30S PKI. Kala itu, jelasnya, PKI gagal mengganti ideologi bangsa ini menjadi ideologi komunis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak hanya itu, sambungnya, terminologi sakti pada konteks ini, bukan berarti Pancasila sakti mandraguna.
Akan tetapi, Pancasila memiliki nilai-nilai idealitas, realitas, dan fleksibilitas yang siap beradaptasi dengan semua perkembangan zaman.
“Pancasila bukan berarti sakti mandraguna, tetapi sakti di sini berarti Pancasila tidak akan tergantikan dan bisa menyesuaikan perkembangan zaman,” tutur Fadeli.
Kepala SDN Racagede 3 ini menjelaskan, meskipun maraknya era globalisasi, Pancasila tidak akan bergeser. Hal itu, sambungnya, karena Pancasila bersifat aktual dan adaptif.
Pancasila, lanjutnya, menjadi semacam sistem kekebalan tubuh bangsa Indonesia yang akan menyeleksi ideologi-ideologi yang dibawa oleh arus globalisasi.
Maka dari itu, pada akhirnya bangsa Indonesia akan kembali ke Pancasila, karena sejatinya nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak zaman dulu.
“Maraknya ideologi-ideologi baru yang ada hanyalah dinamika. Pada akhirnya, bangsa ini akan kembali kepada ideologi Pancasila. Berdasarkan pidato Bung Karno, beliau hanya merumuskan nilai yang telah ada pada diri bangsa Indonesia menjadi lima nilai dasar, yaitu Pancasila,” ujar Fadeli. (*)
Penulis : Den
Editor : Mas










