bantenraya.co | TANGERANG
Gabungan elemen mahasiswa yang menuntut kejelasan persoalan truk tanah akhirnya diterima ketua DPRD Kabupaten Tangerang, M Amud.
Pasalnya, gabungan elemen mahasiswa ini sejak Jumat (8/11/2024) membuat posko penolakan Proyek Strategi Nasional (PSN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam audiensi Senin (11/11/2024), M Amud mempersilahkan para perwakilan mahasiswa dan masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.
“Silahkan sahabat mahasiswa untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan,” ujar Amud.
Salah satu perwakilan mahasiswa, Akbar Rido menjelaskan para mahasiswa sudah jengah dengan persoalan truk tanah yang belum ada titik terangnya.
“Truk tanah sudah memakan korban jiwa delapan orang, tolong tindakan tegas dari para wakil rakyat dan tinjau ulang PSN di pantura,” kata salah satu perwakilan mahasiswa Akbar Rido.
Sementara Sandi, Sekjen Forum Mahasiswa Tangerang, menegaskan jam operasional perbup selama ini ditabrak alias di abaikan.
“Kita ingin bersama dewan sebagai pengontrol bareng-bareng mengawasi dan memberikan peringatan untuk di tindakĺanjuti,” ujar Sandy.
Menurutnya, tanah yang buat di urug untuk PSN di bangun di atas dari tanah yang ilegal.
“Ketika kami bergerak melakukan aksi lalu berdialog dengan aparat kepolisan dan juga ada
Dewan Cris, tapi besoknya sudah di labrak lagi kesepakatan yang dibuat setelah dialog,” ungkap Sandy.
Sedangkan Ibu ivin, aktivis perempuan minta trafic lampu merah di bugel Tigaraksa.
“PSN adalah suatu harapan, tapi tolong juga harapan kami seluruh anggota keluarganya untuk tetap utuh,” ucapnya.
Menurut Amud setelah mendengarkan aspirasi mahasiswa, wakil rakyat juga sama hati nya terenyuh dan sangat prihatin. Namun, karena ini persoalan kompleks dan melibatkan banyak elemen harus di urai terlebih dahulu.
“Kami bersama Forkompinda sudah membahas persoalan ini dan sedang mencarikan solusi, salah satunya mempersiapkan lahan parkir untuk truk tanah yang akan beroperasioanal agar dapat diawasi,” ungkapnya.
Dijelaskan Amud, persoalan truk tanah ini seperti benang kusut.
“Ya, seperti benang kusut, tapi ini lebih kusut karena benangnya sudah basah, sulit untuk diurai dan harus secara komprehensif berkelanjutan menuntaskanya,” tukas Amud. (*)
Penulis : Red
Editor : Chan