bantenraya.co | TANGERANG
Air Sungai Cidurian berubah warna menjadi hitam, diduga perubahan warna menjadi hitam akibat tercemar limbah pabrik yang berada tak jauh dari aliran sungai yang mengalir melewati daerah Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang tersebut.
Kondisi air sungai yang menghitam tersebut pun dikeluhkan warga. Bukan hanya nelayan atau petani, tapi warga pada umumnya pun mengeluhkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Supriyatna warga Desa Renged, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang mengaku menyesalkan kondisi sungai tersebut. Menurutnya, Sungai Cidurian sudah terkontaminasi limbah pabrik selama 10 tahun.
“Air sangat penting dalam kehidupan, tanpa air semua makhluk hidup yang ada di bumi akan mati. Tanpa air manusia bisa kehausan bahkan kekurangan zat air di badannya hingga mengakibatkan kematian,” ujar Piyat, sapaan akrab Supriyatna, Senin (9/10/2023).
Dikatakan Piyat, sungai tersebut biasa digunakan warga untuk kehidupan sehari-hari baik melalui saluran dari PDAM atau sungai secara langsung.
“Sering kami langsung ke sungai untuk mandi berenang bersama-sama sehabis bermain bola dan itu beberapa tahun yang lalu. Kadang juga kami sering mencari ikan di kala sungai sedang surut,” tuturnya.
Namun, hal tersebut tak lagi bisa dilakukan karena kondisi sungai yang memprihatinkan. Tidak hanya menghitam, namun juga bau.
Sementara itu, Sapiq salah seorang petani Desa Renged mengaku kecewa dengan sikap Pemkab Tangerang, maupun Pemprov Banten.
Kondisi tercmarnya Sungai Cidurian bukan kali ini saja terjadi, bahkan sudah tahunan. Tentunya sangat merugikan warga, termasuk para petani baik yang masuk wilayah Kabupaten Tangerang dan juga Serang.
Kata Sapiq, hasil panen sawah yang dimilikinya selalu menurun. Jika pada 10 tahun yang lalu, sawah satu hektar bisa menghasilkan delapan ton. Kini untuk bisa mendapatkan empat ton terasa sulit.
Sapiq perharap agar pemerintah, untuk segera menyikapi persoalan tersebut, agar sungai kembali normal dan bisa kembali dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
“Gubernur Banten sudah mau ganti lagi, persoalan Sungai Cidurian yang tercemar belum bisa teratasi,” tegas Sapiq. (*)
Penulis : mas
Editor : dwi teguh