bantenraya.co | TANGSEL
Sekitar 3.277 Kepala Keluarga di 11 Kelurahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami krisis air bersih. Hal itu di ungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel M Faridzal Gumay. Menurut Gumay, dari catatan BPBD musim kemarau tahun 2023 saat ini terparah dalam beberapa tahun ke belakang.
Hal tersebut berdampak kekeringan yang dirasakan masyarakat di sejumlah wilayah. Untuk itu, titik wilayah krisis air bersih angkanya melonjak cukup signifikan. “Kecamatan Setu menjadi wilayah paling rawan kekeringan. Dua tahun belakangan ini, ya wilayah Setu paling krisis air bersih,” kata Gumay.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dijelaskan Gumay, per 25 Oktober 2023 sebaran wilayah terdampak krisis air bersih mencapai 43 titik. Jumlah tersebut bahkan meluas hingga ke wilayah di empat kecamatan. Meski sejumlah wilayah telah diguyur hujan skala lokal. “Tahun ini yang terparah, ada 40 titik dan berimbas sekita 3.227 KK mengalami krisis air bersih,” ujarnya.
Lebih lanjut Gumay menyebut, dari data yang diterima, pada tahun 2018 lalu tercatat ada lima titik wilayah yang mengalami kasus kekeringan di Tangsel. Jumlah itu naik pesat pada tahun 2019, angka kekeringan menjadi 36 titik. Namun, pada tahun 2020 sampai 2021 tidak terdapat kasus kekeringan. “Dari 3.227 KK itu tersebar di 11 kelurahan. Untuk titik terparah berada di Kelurahan Kranggan sebanyak 17 titik,” tuturnya.
Pihaknya, tambah Gumay, terus mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah. Kelurahan Setu 4 titik, Kranggan 17 titik, Muncul 6 titik, Jurang Mangu Barat 1 titik, Buaran 2 titik, Ciater 2 titik, Babakan 2 titik, Kademangan 5 titik, Pakualam 1 titik, Pakulonan 1 titik, dan Bakti Jaya 2 titik “Sampai saat ini, pihaknya sudah memberikan bantuan air sebanyak 174.500 liter lebih,” tandasnya. (*)
Penulis : ard
Editor : dwi teguh budiana