bantenraya.co | PANDEGLANG
Masih dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Provinsi Banten, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berkolaborasi dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten mengembangkan agrowisata Kopi Gunung Karang. Pengembangan agrowisata kopi berlokasi di Juhut Kabupaten Pandeglang ini untuk meningkatkan produktivitas wilayah konservasi.
Pengembangan agrowisata ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat. Serta dapat menjadi daya tarik destinasi wisata kopi di Kabupaten Pandeglang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar usai meresmikan Imah Kopi Gunung Karang di Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang, Minggu (26/22/2023).
“Ini bagian dalam rangka kita menumbuhkembangkan ekonomi khususnya di Kabupaten Pandeglang. Saya yakin akan banyak masyarakat mendapatkan nilai tambah di sini seperti UMKM serta menumbuhkan ekonomi kreatif,” kata Muktabar.
Dikatakan, agrowisata ini berkonsep memadukan potensi wisata alam dengan potensi wisata edukasi, sehingga para pengunjung atau wisatawan dapat mengenal beragam jenis dan kriteria kopi yang ada di Provinsi Banten. Selain itu diberikan juga edukasi tentang kopi mulai dari proses penanaman hingga ke proses disedu dan diminum.
Selain agrowisata, lanjut Al Muktabar, hal itu dilakukan dengan tujuan menjaga kawasan Gunung Karang sebagai wilayah tangkapan dan sumber mata air agar tetap produktif. Tanaman kopi memiliki nilai strategis sebagai tanaman konservasi tanah dan air.
“Kawasan Gunung Karang ini adalah hutan tangkapan air bagi berbagai daerah. Yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang. Karena ini pusat mata air, kita harus menjaganya dengan tetap produktif,’’ ungkapnya.
Al Muktabar menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk menyediakan pasar bagi para petani kopi di Provinsi Banten. Mulai dari konsep penjualan digital, stan pameran di tingkat nasional bahkan internasional, serta berkolaborasi dengan para investor penggiat kopi yang memiliki cafe-cafe di berbagai tempat di Indonesia, bahkan luar negeri, dengan cara kontrak kerja sama menggunakan kopi produk lokal Banten.
“Penjualannya, tentu nanti kita siapkan banyak metode. Kolaborasi kerja sama dengan para penggiat kopi. Kopi kita spesifik dan punya nilai tambah tinggi itu akan menjadi keuntungan petani kopi kita”, tambahnya.
“Selain kita berikan bibit kopi ke para petani kopi, kita juga memberikan pembinaan terhadap desain produknya, juga transaksi menggunakan digital qris dari Bank Banten,” sambungnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Imaduddin Sahabat, mengatakan, pada pengembangan agrowisata kopi di Kabupaten Pandeglang ini, pihaknya menghadirkan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) serta para investor bisnis kopi agar kopi khas Banten dikenal lebih luas oleh para investor.
“Di sini kita menghadirkan Badan Musyawarah Perbankan Daerah serta Investor bisnis kopi dengan harapan kopi Banten dapat masuk ke para investor,” ungkapnya.
Pihaknya mendorong agrowisata kopi ini dengan harapan dapat menumbuhkan UMKM serta dapat menjadi pariwisata kopi (Coffee Tourism) dikarenakan dari wilayah Gunung Karang Kabupaten Pandeglang ini penanaman dan pengembangan kopi sudah ada sejak lama sehingga dapat menciptakan destinasi pariwisata yang berbasis kopi.
“Harapan kita para wisatawan dari luar bukan hanya mencari durian banten yang sudah dikenal, tetapi juga mencari kopi khas Banten,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengungkapkan, Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan sebanyak 5.000 batang bibit kopi kepada Kelompok Tani Kelurahan Juhut.
Selain itu, lanjut Agus, pengembangan pariwisata dan komoditas kopi di Provinsi Banten melalui showcase kopi atau Imah Kopi Gunung Karang, merupakan kolaborasi Pemprov Banten bersama Bank Indonesia. Pengelolaannya adalah Lembaga Ekonomi Masyarakat Tri Sanghyang Kelurahan Juhut Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten Pandeglang.
“Tujuan jangka pendeknya akan menjadi peningkatan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kreatif. Sedangkan Tujuan jangka panjangnya sebagai tanaman konservasi,” imbuhnya. (*)
Penulis : hmi
Editor : dwi teguh