Kadisdukcapil Akui Ketemu Korban Tapi Tidak Ada Aliran Dana
bantenraya.co | TANGSEL
Belum selesai dan masih hangat seorang wanita ditipu sebesar Rp 36 juta untuk menjadi honorer Satuan polisi pamong praja (Satpol PP), kejadian serupa kembali terjadi di Kota Tangerang Selatan. Kali ini oknum ASN Kesbangpol diduga telah menipu seorang warga dengan iming iming bisa jadi pegawai.
HW (inisial), oknum ASN dari Kesbangpol Kota Tangsel ini diduga melakukan penipuan dengan modus serupa yang dilakukan pegawai Satpol PP Kota Tangsel. Pelaku disebut meminta uang kepada korban Alvin hingga 40 juta rupiah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Alvin, dia dikenalkan seorang temanya kepada HW. Saat itu dirinya diminta untuk menemui HW di kantor Disdukcapil kawasan Cilenggang, Kota Tangsel. Saat itu HW menemui dirinya secara langsung.
“Ketemu di Kantor Disdukcapil dan ditemui juga sama namanya Pak Gaston yang dibilang orang kepercayaan Kadis Disdukcapil,” ungkap Alvin.
Saat itu, lanjutnya, dirinya berencana ditemukan dengan Kadisdukcapil Dedi Budiawan untuk interview atas lamaran yang dia layangkan.
“Saya bertemu tanggal 31 Juli 2023 jam 1 di disdukcapil,” bebernya.
Alvin menyebut jika saat itu HW meminta uang pelicin hingga 40 juta rupiah agar bisa menjadi pegawai di Disdukcapil Kota Tangsel.
“Awalnya H nyebut 40 juta dibayar dulu 25 juta sisanya nanti kalau sudah masuk. Dia juga ngomong duit yang 25 juta ini ga bakal dikasih semua nih, nanti sisanya kalau sudah masuk,” ujarnya.
Alvin mengaku ditanggal yang sama dirinya kemudian bertemu dengan Kadisdukcapil Kota Tangsel di ruangannya. Dirinya menemui kadis bersama dengan pria yang kerap disapa Gaston.
Ada juga orang namanya Gaston itu orang kepercayaannya Kadisdukcapil.
“Tapi saya transaksi (uang) sama HW,” tukasnya.
Saat bertemu dengan Kadis Dukcapil, kata Alvin dirinya ditanya beberapa hal. Bahkan dia diinformasikan ihwal honor pegawai di dinas tersebut jika nantinya telah masuk.
“Iya, nanya nanya kuliah sama ngejelesin tentang honorer ASN P3K sama gajinya. Setelah itu oke nanti mulai kerjanya dikabarkan lagi lewat Gaston,” tukas Alvin meniru ucapan Kadisdukcapil.
Atas hal tersebut, kata Alvin, dirinya yakin lantaran telah bertemu dengan orang nomor satu di dinas tersebut. Selanjutnya dirinya diminta oleh HW untuk menyetorkan sejumlah uang.
“Soalnya dia ngomong berkatnya (uang) ditunggu Guston dan pak Kadisnya sekarang, makanya ane tf (transfer) 25 juta,” ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Alvin juga mengaku telah mendatangi kantor Kesbangpol Kota Tangsel untuk meminta kejelasan terhadap HW. Namun demikian upaya tersebut sia-sia.
“Saya memutuskan untuk lapor polisi dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Kesbangpol A Yatna membenarkan jika HW merupakan staf di Kesbangpol Kota Tangsel. Namun dirinya menampik jika telah mengetahui ihwal kasus tersebut.
“Betul beliau staf di Kesbangpol dan PNS. Untuk permasalahan tersebut saya masih kurang paham dan tidak tahu menahu,” kilahnya.
Kadisdukcapil Akui Ketemu Korban Tapi Tidak Ada Aliran Dana
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tangerang Selatan, Dedi Budiawan yang terseret arus penipuan modus honorer, yang diduga dilakukan pegawai Kesbangpol Tangsel HW mengklaim pihaknya tidak bisa menerima pencalonan pegawai honorer, apalagi aliran uang pelicin. Hal tersebut merujuk pada surat edaran (SE) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel.
“Jadi tidak ada pungutan karena tidak ada penerimaan pegawai dukcapil,” kata Dedi kepada wartawan.
Dedi menepis ihwal adanya uang pelicin yang diminta Disdukcapil untuk bisa menjadi pegawai honor di dinas tersebut. Namun dirinya mengaku selalu menerima banyak lamaran dari berbagai orang.
“Kalau lamaran via pos juga banyak saya terima karena kita tidak bisa nolak namanya orang mau ajukan lamaran jika yang bersangkutan maksa padahal sudah kita sampaikan bahwa Dukcapil tidak ada lowongan,” paparnya.
Dedi memastikan bahwa Gaston atau HW sebagai ASN yang diduga melakukan penipuan tidak berdinas di Disdukcapil.
“Jadi tolong jelaskan tidak ada keterlibatan Dukcapil dalam hal ini karena yang nama HW atau Gaston bukan pegawai kami,” bebernya.
Saat ditanya ihwal foto korban Alvin dengan Dedi beredar, dirinya membenarkan jika saat itu Gaston mempotret pertemuan tersebut.
“Silahkan sebut dan tulis besar besar jika saya gak pernah ada hubungan dengan yang bersangkutan kalau Gaston bawa teman yang dipoto untuk ajukan lamaran itu benar, tapi kan saya tidak janjikan apa apa namanya mau lamaran ya silahkan masa saya tolak tapi saya sudah jelaskan saat itu, jika saat ini belum ada lowongan,” ujarnya.
Dedi mengaku tidak habis pikir dan heran dengan korban. Pasalnya, dalam penyerahan uang korban tidak terlebih dahulu melakukan pengecekan.
“Kok mau kerja di Dukcapil tapi yang urus staf Kesbangpol darimana judulnya itu,” pungkasnya.
Saat ditanya soal surat perjanjian antara HW dengan korban Alvin, Dedi merasa dalam persoalan ini nama Disdukcapil dimanfaatkan.
“Waahh bisa kena pasal pencemaran ini, Dukcapil dijadikan objek penipuan penerimaan pegawai padahal kami tidak pernah umumkan hal itu. Berarti dalam hal ini Dukcapil dimanfaatkan oknum tersebut dong, kalau bisa silahkan di cek ada gak alirannya ke Dukcapil, saya jamin 1000% gak bakal ada,” tantang Dedi. (*)
Penulis : ard
Editor : dwi teguh