bantenraya.co | TANGERANG
Siswa SDN Pasir Ampo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang menggelar doa bersama memohon terciptanya perdamaian di Jalur Gaza, Palestina. Aksi solidaritas itu digelar di ruang kelas.
Tak sedikit siswa yang menitikkan air mata saat pemimpin doa memohon agar konflik antara Israel dan Palestina segera berakhir. Para siswa sengaja meluangkan waktu belajar mereka sebagai aksi kepedulian terhadap Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah berdoa, mereka pun membentangkan bendera Palestina sebagai ungkapan solidaritas kemanusiaan bagi warga yang terlibat perang.
Salah satu siswa kelas 3, SDN Pasir Ampo, Safira mengatakan, tidak bisa membayangkan bagaimana anak-anak seumuran dia yang terpaksa tidak bisa bersekolah dan hidup dalam kekhawatiran.
“Sungguh sulit saya membayangkan bagaimana mereka tidak bisa bersekolah lagi dan hidup normal layaknya anak-anak di Indonesia,” kata Safira, kepada bantenraya.co.
Mereka berharap perdamaian segera terwujud di jalur Gaza, Palestina. Perseteruan antara Israel melawan Hamas, menurut Safira hanya membuat sengsara warga tak berdosa, terutama anak-anak dan kaum perempuan.
Sementara itu, Lovina Dwi Putri, S.Pd guru SDN Pasir Ampo menuturkan, kegiatan ini bertujuan mengajak siswa untuk berempati dengan peristiwa perang yang terjadi di Palestina.
Dia juga berharap, para siswa memiliki rasa kesetiakawanan dan toleransi antarsesama. “Dengan doa bersama ini, mudah-mudahan warga Palestina diberi keselamatan, terutama anak dan aksi serangan di Gaza bisa dihentikan,” ujarnya.
Akibat perang tersebut, kata Putri, anak usia sekolah di Palestina dipastikan tidak bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar dengan lancar.
Hal tersebut, kata Putri, dapat mengancam masa depan anak di Palestina akan semakin suram, karena negaranya yang hancur akibat perang tentunya butuh waktu yang lama untuk memulihkannya kembali.
Dia berharap, peperangan yang terjadi di Jalur Gaza bisa dihentikan dan tercipta perdamaian, termasuk perdamaian di dunia karena perang menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan sejumlah pihak.
Usai menggelar doa bersama, para siswa kembali beraktivitas seperti semula mengikuti kegiatan belajar mengajar. (*)
Penulis : mas
Editor : dwi teguh