bantenraya.co | TANGERANG
Masyarakat zaman sekarang tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan teknologi. Termasuk keberadaan media sosial (medsos). Namun dalam menggunakan media sosial, masyarakat juga harus bersikap bijaksana.
Rektor Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin (Unimar) Tangerang, Drs. apt. Jaka Supriyanta, M.Farm mengatakan, di era kemajuan digital saat ini, seseorang harus menjadi cakap digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Permasalahan yang acap kali muncul seperti intoleran dan radikalisme, bisa teratasi dengan meningkatkan kualitas literasi digital. Masyarakat diharapkan mau belajar bersama menjadi pengguna yang cakap digital.
Menurut Jaka, kemajuan teknologi digital membawa dampak positif juga negatif. Namun sayangnya, dampak negatif seperti kecanduan konsumsi layar ponsel, stres atau gangguan mental health lebih sering timbul ketimbang dampak positifnya.
“Di dunia digital seringkali secara tidak sadar seseorang seenaknya melontarkan komentar bernada benci, body shaming, maupun tindakan bullying lainnya dikarenakan tidak mengerti apa sebenarnya makna dari belajar literasi digital, cakap digital,” terang Jaka, Minggu (17/9/2023).
Literasi digital, lanjut dia, merupakan kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, berkomunikasi, mengevaluasi, dan membuat informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital.
Baginya, hidup di dunia maya tidak berbeda dengan kehidupan nyata. Keduanya harus menerapkan nilai-nilai Pancasila.
“Sesederhana tidak menghina orang lain, menghormati agama orang lain, tidak menghina karya orang lain, hal itu masih sering dilakukan secara tidak sadar oleh masyarakat penikmat media sosial saat ini,” ungkapnya.
Memasuki tahun politik seperti saat ini, bukan tidak mungkin adanya gesekan karena ketersinggungan di media sosial. Jangan sampai beda dukungan, justru yang menjadi pemicu permasalahan.
“Tentunya kita harus saling menghormati, beda dukungan boleh. Tapi jangan saling menghina baik di medsos maupun kehidupan nyata,” tegas Jaka. (*)
Penulis : Mas
Editor : Dwi Teguh