bantenraya.co | LEBAK
Koperasi di Kabupaten Lebak menghadapi tantangan besar. Dari 886 koperasi yang terdaftar, hanya 565 yang masih aktif, sementara sisanya tidak lagi beroperasi atau mati suri. Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Koperasi dan UKM terus menggencarkan berbagai langkah pembenahan agar koperasi dapat berkontribusi nyata bagi kesejahteraan anggotanya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Lebak, Imam Suangsa, menekankan pentingnya koperasi yang sudah menerima bantuan untuk lebih agresif dalam mengembangkan usaha mereka. “Modal sudah diberikan, pelatihan sudah diadakan. Jangan sampai koperasi hanya menunggu tanpa inovasi. Jika sudah dibantu, harus lebih produktif dan benar-benar bermanfaat bagi anggotanya,” ujarnya, kemarin.
Menurut Imam, koperasi bukan sekadar formalitas atau papan nama. Jika dikelola dengan baik, koperasi bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Oleh karena itu, koperasi yang masih aktif terus dibina melalui pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha agar lebih mandiri dan berdaya saing.
Namun, masih banyak koperasi yang tak lagi beroperasi atau hanya ada secara administratif. Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Lebak mulai menginventarisasi koperasi yang tidak aktif guna dilakukan evaluasi dan pembinaan lebih lanjut. “Kami tak mau ada koperasi yang hanya sekadar ada tanpa manfaat. Evaluasi, monitoring, dan pelatihan akan terus dilakukan agar koperasi di Lebak benar-benar hidup dan memberi dampak nyata bagi perekonomian masyarakat,” tambah Imam.
Ia berharap langkah ini dapat mengembalikan kejayaan koperasi sebagai pilar ekonomi daerah. “Koperasi bukan sekadar wadah yang ditinggalkan tanpa pengelolaan yang jelas. Dengan pengelolaan yang baik, koperasi dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (eem/FB/ris)